20 November 2020

Soal dan Jawaban Akuntansi Pajak (UAS/UTS/BREVET)

Soal dan Jawaban Akuntansi Pajak (UAS/UTS/BREVET)

Gambar : Karolina Grabowska

I. PT. SUKA DIGODA adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam usaha perdagangan. Tahun buku perusahaan dimulai 1 Januari dan ditutup tanggal 31 Desember. Untuk tahun buku 2018 perusahaan melaporkan peredaran usaha sebesar Rp. 45.000.000.000 dan laba usaha sebelum pajak Rp. 1.600.000.000. Di bawah ini adalah informasi yang diperlukan untuk menentukan penghasilan kena pajak tahun pajak 2018.

1. Persediaan

Dalam mengadministrasikan persediaan barang, perusahaan menggunakan sistem persediaan periodik. Metode penilaian persediaan yang digunakan adalah “Pertama Masuk, Pertama Keluar” atau “First In First Out”. Dalam tahun 2018 data mengenai persediaan awal, pembelian, dan persediaan akhir adalah sebagai berikut :

Persediaan awal 01-01-2018 : 13.000 unit @ 140.000 (FIFO)

Pembelian dalam tahun 2018  :
Triwulan I          : 60.000 unit @ 150.000
Triwulan II         : 40.000 unit @ 160.000
Triwulan III         : 50.000 unit @ 170.000
Triwulan IV         : 20.000 unit @ 191.725
Persediaan akhir 31-12-2018 : 28.000 unit

Untuk pengisian SPT Tahunan PPh Badan 2018, metode penilaian persediaan yang digunakan adalah rata-rata.

2. Piutang Dagang

Berdasarkan pengalaman perusahaan pada tahun-tahun yang lalu tidak seluruhnya piutang dagang dapat ditagih. Untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian yang timbul atas piutang tidak tertagih, perusahaan membentuk penyisihan kerugian piutang yang besarnya ditentukan berdasarkan besarnya presentasi penjualan neto. Jumlah penyisihan kerugian piutang tidak tertagih pada 01-01-2018 adalah Rp. 190.000.000. Dalam tahun 2018 perusahaan terpaksa melakukan penghapusbukuan piutang karena debitur pailit. Piutang yang dihapusbukukan tersebut, dapat diterima oleh KPP setempat karena sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pada akhir tahun 2018 jumlah penyisihan piutang tak tertagih pada laporan posisi keuangan adalah sebesar Rp.250.000.000. Perusahaan membuat penyisihan piutang tak tertagih untuk tahun 2018 sebesar 0,4% dari peredaran usaha.

3. Penyisihan 

Saldo awal tahun 2018 penyisihan untuk karyawan yang akan pensiun sebesar Rp.1.595.858.500. Pada tahun 2018, perusahaan melakukan pembayaran untuk pegawai sebesar Rp.750.850.700. Pada akhir tahun 2018 saldo akhir penyisihan untuk karyawan yang akan pensiun sebesar Rp.1.775.694.500.

4. Investasi Sementara

Pada bulan Agustus 2018, perusahaan membeli saham di Bursa Efek Indonesia sebanyak 25.000 lembar seharga Rp300.000.000,- terdiri dari saham PT. Rajin Bekerja sebanyak 10.000 lembar seharga Rp150.000.000,- saham PT. Sapu Jagat sebanyak 6.000 lembar seharga Rp. 96.000.000 dan sisanya saham PT. Terang Bulan. Pada tanggal 12 Desember 2018 perusahaan menjual saham PT Rajin Bekerja sebanyak 4.000 lembar seharga Rp65.000.000 (neto setelah dikurangi PPh final Rp70.000 dan beban lainnya) dan saham PT Terang Bulan sebanyak 2.500 lembar seharga Rp.27.000.000 (neto setelah dikurangi PPh final Rp27.500 dan beban lainnya). Pada akhir tahun 2018, harga saham PT Rajin Bekerja Rp16.000 per lembar, harga saham PT. Sapu Jagat Rp.15.500 per lembar, dan saham PT Terang Bulan Rp7.500 per lembar. Harga saham di Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember dinilai perusahaan berdasarkan harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar secara individual. Laba penjualan saham dibukukan perusahaan neto (setelah dipotong PPh).

5. Bunga Pinjaman

Dalam tahun 2018 perusahaan membayar bunga pinjaman bank sebesar Rp. 360.000.000. Jumlah pinjaman rata-rata per bulan Rp. 3.000.000.000. Pinjaman tersebut digunakan untuk membeli saham di Bursa Efek Jakarta sebesar Rp. 300.000.000, mendirikan bangunan yang masih dalam proses penyelesaian sebesar Rp. 900.000.000, didepositokan Rp. 400.000.000 di Citibank Singapura, didepositokan di BNI Cabang Singapura Rp. 300.000.000 dan sisanya untuk kebutuhan modal kerja. Seluruh bunga pinjaman dibukukan perusahaan sebagai beban atau pengurang penghasilan tahun 2018.

6. Bunga Deposito

Dalam tahun 2018 perusahaan memperoleh bunga deposito sebagai berikut :
Bunga deposito dalam valuta asing di Citibank Singapura :  Rp. 17.000.000 (net setelah dikurangi PPh Ps 24) = 15% dari bruto)
Bunga deposito dalam valuta asing di BNI Cabang Singapura :  Rp. 10.000.000 (net)
Deposito di Citibank Singapura dan BNI Cabang Singapura masing-masing adalah sebesar US $40.000 dan US $30.000 yang didepositokan dalam bulan Januari 2018 dengan kurs US $1 = Rp.14.500. Pada akhir tahun 2018 kurs valuta asing adalah US $1 = Rp. 14.900. Baik bunga deposito maupun selisih kurs telah diperhitungkan perusahaan sebagai penghasilan tahun 2018 dalam laporan keuangannya.

7. Aset Tetap

Perusahaan memiliki aset tetap sebagai berikut :

Uraian                                             Tgl. Perolehan Harga Perolehan Masa Manfaat
1. Gedung Kantor                             01-06-2015         Rp. 1.200.000.000     25 tahun
2. Peralatan Kantor                             01-10-2016         Rp.    150.000.000     5 tahun
3. Alat Pengangkutan (Mini Bis)     01-04-2018         Rp.    300.000.000     5 tahun
4. Alat Pengangkutan (BMW)     01-07-2018         Rp.    900.000.000     5 tahun
5. Mesin Diesel A                             01-10-2015         Rp.      90.000.000     8 tahun
6. Mesin Diesel B                             01-04-2018         Rp.      35.000.000     8 tahun

Mesin Diesel A dijual tanggal 1 Mei 2018 dengan harga pasar wajar. Atas penjualan mesin diesel tersebut diperoleh laba sebesar Rp. 15.000.000. Untuk kepentingan pajak, peralatan kantor termasuk kelompok 1, mesin diesel dan alat pengangkutan termasuk kelompok 2. BMW dipakai oleh Direktur perusahaan dan dibawa pulang. Untuk kepentingan komersial metode penyusutan yang digunakan adalah metode jumlah angka tahun, kecuali untuk bangunan menggunakan metode garis lurus, dan untuk kepentingan fiskal, metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus.
Bahan bakar dan beban pemeliharaan kendaraan adalah sebagai berikut:
- Mini Bis :   Rp. 30.000.000,-
- BMW :   Rp. 40.000.000,-

8. Angsuran

Selain aset tetap yang disebutkan di atas, perusahaan juga memiliki aset tetap yang masih dalam proses angsuran (installment) yaitu mesin seharga Rp.3.000.000.000,- dengan pembayaran setiap 6 bulan dengan tingkat bunga 10% per tahun. Pembayaran setiap 6 bulan dilakukan sebesar Rp. 338.476.230. Perjanjian Angsuran ditandatangani 1 Oktober 2015 dan pembayaran pertama dilakukan tanggal 31 Maret 2016. Pembayaran dilakukan selama 16 kali angsuran yang jumlahnya sama besar hingga seluruh angsuran seluruhnya dilunasi. 
Oleh perusahaan aset tetap tersebut disusutkan dengan metode jumlah angka tahun selama 8 tahun dengan nilai residu pada akhir masa penyusutan sebesar Rp. 3.000.000, sedangkan untuk kepentingan pajak adalah metode saldo menurun selama 8 tahun (Kelompok Dua). Pembayaran angsuran untuk tahun 2018, oleh perusahaan seluruhnya dibukukan sebagai beban.

9. Amortisasi Biaya Pendirian

Perusahaan memiliki aset tidak berwujud berupa biaya pendirian (organization cost) sebesar Rp75.000.000 tanggal 1 Oktober 2016. Oleh perusahaan, biaya pendirian ini diamortisasi selama 5 tahun dengan metode garis lurus, sedangkan untuk kepentingan pajak biaya organisasi tersebut dibebankan sekaligus pada tahun pengeluaran. Dalam biaya organisasi sebesar Rp75.000.000 oleh pajak dianggap sebagai sumbangan sebesar Rp.6.000.000.

10. Amortisasi Biaya Pengembangan

Pada tahun 2018, perusahaan mengeluarkan biaya untuk pengembangan produk yang meliputi biaya yang dikeluarkan di Indonesia sebesar Rp141.120.000 dan di luar negeri sebesar Rp110.880.000,- oleh perusahaan biaya pengembangan produk ini dikapitalisasi dan diamortisasi selama 8 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Saldo biaya pengembangan menurut laporan posisi keuangan per 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp.238.875.000.

11. Sewa

Pada tanggal 1 September 2018 sebagian gedung kantor disewakan selama 3 tahun sebesar Rp.129.600.000 setelah dipotong PPh. Luas bangunan yang disewakan adalah 30% dari seluruh luas bangunan. Perusahaan membukukan seluruh sewa (neto) sebagai penghasilan komersial 2018.

12. PBB Gedung Kantor tahun 2018 sebesar Rp.7.500.000.

Diminta :
A. Hitung laba komersial sesuai PSAK.
B. Hitung Penghasilan Kena Pajak Tahun 2018
C. Hitung Pajak Penghasilan Terhutang.
D. Laba neto setelah PPh.

II. Pada tahun 2018 PT. Timbul Tenggelam mendapat plafon pinjaman dari pihak Kreditor sebesar Rp.6.000.000.000,- dengan tingkat bunga 12% per tahun. Dari jumlah tersebut pinjaman yang telah dicairkan adalah sebagai berikut:
1. Awal Januari :   Rp.  1.000.000.000,-
2. Awal Maret :   Rp.  1.500.000.000,-
3. Awal Juni :   Rp.     500.000.000,-
4. Awal Juli :   Rp.  1.200.000.000,-
5. Awal September :   Rp.  1.000.000.000,-
6. Awal Oktober :   Rp.     800.000.000,-

Di samping itu PT. Timbul Tenggelam mempunyai dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito dengan jumlah sebagai berikut:
1. Januari s/d Maret     :   Rp.     500.000.000,-
2. April s/d Mei         :   Rp.     650.000.000,-
3. Juni s/d Juli         :   Rp.     750.000.000,-
4. Agustus s/d September :   Rp.     900.000.000,-
5. Oktober s/d November :   Rp.  1.000.000.000,-
6. Desember :   Rp.  1.200.000.000,-
Suku bunga deposito adalah 5% per tahun.

Diminta :
1. Hitung bunga pinjaman dan pendapatan deposito tahun 2018.
2. Hitung koreksi fiskal yang akan dilakukan oleh PT. Solu Bolon tahun 2018 atas transaksi di atas.

JAWABAN











banner
Previous Post
Next Post

0 Post a Comment: