22 Oktober 2021

Laporan Keuangan

Informasi akuntansi diharapkan akan membantu pengguna laporan dalam memprediksi kinerja keuangan pada masa depan atau dalam rangka pengambilan keputusan yang relevan. Informasi tersebut akan disajikan dalam laporan keuangan yang disusun oleh manajemen entitas. Laporan keuangan yang lengkap biasanya terdiri dari:


1. Neraca (Statement of Financial Position atau Balance Sheet)

Didefinisikan sebagai bentuk laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan terdiri dari harta, hutang, dan modal pada suatu saat tertentu.

2. Laporan Laba Rugi (Statement of Profit or Loss atau Income Statement)

Didefinisikan sebagai laporan keuangan yang menyajikan kinerja keuangan terdiri dari pendapatan dan beban termasuk laba atau rugi selama suatu periode tertentu.

3. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Equity Changes)

Didefinisikan sebagai laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal terdiri dari modal awal ditambah dengan penambahan modal, dikurangi pengambilannya dan ditambah dengan laba usaha atau dikurangi rugi usaha selama periode tertentu.

4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)

Didefinisikan sebagai laporan keuangan yang menyajikan perubahan kas terdiri dari saldo awal, penambahan atau pengurangan (dari kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan) selama suatu periode tertentu.

5. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement)

Didefinisikan sebagai kumpulan informasi yang menjelaskan bagaimana angka yang muncul dalam neraca, laba rugi, perubahan modal, serta arus kas yang disebutkan di atas. Biasa berisi tentang asumsi, estimasi, metode, dan berbagai kebijakan lain yang relevan.

21 Oktober 2021

Pengguna Informasi Akuntansi

Pada kebanyakan bisnis, akuntansi ini menjadi jembatan informasi keuangan suatu entitas kepada para penggunanya. Informasi akuntansi dipergunakan oleh berbagai pihak sesuai dengan kepentingan masing masing. Pengguna informasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua pihak yaitu pihak internal dan pihak eksternal.


Pengguna internal terdiri dari para manajer, dari puncak sampai level pelaksana kegiatan dari penyaji laporan keuangan. Informasi tersebut dipakai sebagai bahan untuk melaksanakan perbaikan kegiatan operasional, penilaian aktivitas masa lalu dan perencanaan masa akan datang. Informasi tersebut juga berkenaan dalam rangka menjawab berapakah uang kas yang harus disediakan untuk membayar tagihan pihak ketiga, berapakah harga pokok produk, mampukah entitas memberikan tambahan gaji pada tahun ini, produk manakah yang paling menguntungkan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka akuntansi harus mampu menyediakan laporan internal sesuai kebutuhan. Sebagai misal laporan keuangan komparasi dari berbagai alternatif operasional, proyeksi kenaikan penjualan sebagai akibat dari suatu metode iklan tertentu, proyeksi kebutuhan uang untuk tahun. mendatang.

Sedangkan pengguna eksternal di antaranya adalah investor dan kreditur. Para pemilik perusahaan ataupun calon investor menggunakan informasi akuntansi untuk membuat keputusan apakah mereka harus mempertahankan, menjual atau meningkatkan kepemilikan saham perusahaan. Kreditur seperti para pemasok dan bank mempergunakan informasi dalam laporan. keuangan untuk menilai risiko kredit yang akan mereka berikan. Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh pihak eksternal ini di antaranya adalah apakah perusahaan memberikan keuntungan yang memuaskan, bagaimana komparasi kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan para pesaing, apakah perusahaan mampu membayar hutangnya yang akan segera jatuh tempo, maupun masih jauh. Lebih jauh lagi, informasi yang diperlukan oleh pihak eksternal ini sangat bergantung kepada kepentingannya, misalnya petugas pajak memerlukan informasi laba rugi, regulator pasar uang memerlukan informasi ketaatan perusahaan pada aturan, konsumen menginginkan informasi ketersediaan pelayanan purnajual, organisasi buruh membutuhkan informasi kemampuan perusahaan untuk membayar upah dan kesejahteraan yang lebih baik, perencana keuangan memerlukan informasi kemungkinan keberlangsungan usaha tersebut.

20 Oktober 2021

Asumsi Akuntansi

Dalam melakukan proses pengubahan data keuangan menjadi informasi keuangan, akuntansi dipengaruhi oleh beberapa asumsi dasar yang menjadi dasar pijakan. Semua asumsi itu akan berlaku dan diperhatikan selama penyajian informasi keuangan. Asumsi tersebut harus dipahami dan diketahui pada saat mengartikan, membukukan, mencatat, serta menginterpretasikan informasi akuntansi. Beberapa asumsi tersebut di antaranya adalah:

Gambar : StockSnap

1. Prinsip Kestabilan Nilai Uang (Stable Monetary Units).

Dalam asumsi ini dianggap tingkat inflasi tidak berpengaruh (diabaikan) sehingga daya beli uang dari tahun ke tahun dianggap sama. Untuk kondisi usaha dengan tingkat inflasi sangat tinggi maka diperlukan penjelasan tambahan dari penyesuaian angka yang disajikan.

2. Prinsip Entitas Ekonomis (Economic Entity).

Akuntansi menganut prinsip bahwa terdapat perbedaan antara badan usaha dan pemiliknya. Transaksi yang berkaitan dengan entitas harus dibedakan dengan transaksi yang berkaitan dengan pemilik sebagai pribadi. Walaupun dalam praktik kadang sangat sulit untuk melakukan pemisahan tersebut namun prinsip tersebut harus dijalankan sebagaimana mestinya.

3. Prinsip Kehati-hatian (Conservatism).

Apabila terjadi ketidakpastian dalam pengakuan akuntansi maka tindakan yang dilakukan adalah prinsip kerugian segera diakui sedang laba harus diyakini dahulu kepastiannya. Berbagai aturan dikeluarkan oleh organisasi standar akuntansi untuk mengurangi kesenjangan dari pelaksanaan prinsip tersebut agar tidak disalahgunakan.

4. Prinsip Kelangsungan Hidup (Going Concern).

Usaha yang didirikan akan berlangsung dalam waktu yang tak terbatas dan tidak ada keinginan dari pemilik untuk menghentikan usaha tersebut. Sebagai akibatnya, informasi akuntansi semestinya menginformasikan sesuatu yang bernilai untuk mencapai tujuan pada masa mendatang.

5. Prinsip Kejelasan Transaksi (Arm's Length Transactions).

Prinsip ini menjelaskan bahwa transaksi akuntansi dilakukan oleh dua pihak yang masing-masing secara independen dapat menjaga hak dan kepentingannya. Akuntansi tidak dimaksudkan untuk mencatat transaksi yang dilakukan dengan tujuan rekayasa.

6. Prinsip Periodisasi Akuntansi (Accounting Period).

Karena pemilik usaha memerlukan informasi sesegera mungkin dan tidak menunggu sampai usaha selesai, maka laporan keuangan akan dilaporkan dalam jangka waktu tertentu. Periode yang dipilih biasanya adalah setahun, walaupun mungkin setengah tahun atau tiga bulan atau bahkan satu hari. Namun, pada umumnya periodisasi ini akan mengambil batasan mana yang lebih pendek antara satu tahun atau umur usaha tersebut.

19 Oktober 2021

Informasi Akuntansi

Tujuan umum dari akuntansi adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Gambar : StockSnap

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, informasi akuntansi, laporan keuangan hendaknya menyajikan informasi tentang entitas yang meliputi:

1. Aset (Kekayaan atau Harta)

Merupakan sumber daya yang dimiliki oleh entitas yang digunakan dalam kegiatan produksi, konsumsi atau ditukar dengan barang lain. Karakteristik umum dari aset ini adalah adanya kemampuan untuk memberikan jasa atau manfaat pada masa mendatang. Biasanya direpresentasikan dengan adanya arus kas masuk (penerimaan kas) ke entitas. Misal, mobil dianggap aset karena bisa dipakai untuk mengangkut barang dagangan atau yang lain dan bahkan bisa dijual sehingga menghasilkan uang (kas) masuk.

2. Liabilitas (Kewajiban atau Hutang)

Merupakan kewajiban yang harus ditunaikan (amanah) oleh entitas. Kewajiban ini biasanya berupa hutang kepada pihak ketiga. Kewajiban kepada pemasok biasanya disebabkan entitas pernah membeli sebuah barang secara kredit, sering dinamakan hutang dagang. Begitu juga. entitas meminjam uang ke bank maka akan muncul kewajiban yang disebut hutang bank.

3. Ekuitas (Modal)

Merupakan hak dari pemilik atas aset yang dimiliki oleh entitas. Nilainya sama dengan jumlah seluruh aset dikurangi liabilitas yang ada. Dengan kata lain, aset sebanding dengan kewajiban kepada kreditur (hutang) ditambah kewajiban kepada investor (modal). Modal ini terdiri dari modal kontribusi dari pemilik entitas tersebut dan Saldo Laba (pendapatan-beban).

4. Pendapatan dan Beban termasuk Keuntungan dan Kerugian

Yang dimaksud pendapatan ini adalah kenaikan ekuitas yang berasal dari kegiatan bisnis. Secara umum pendapatan ini berasal dari penjualan barang dagang, penyewaan dari sebagian bangunan dan meminjam uang yang dimiliki. Sedangkan beban adalah penurunan ekuitas yang disebabkan oleh kegiatan operasional. Biasanya ini berasal dari beban atas kegiatan penjualan, penyewaan, dan peminjaman tersebut. Selisih dari pendapatan dan beban tersebut merupakan laba (rugi). Keuntungan (kerugian) juga merupakan selisih dari pendapatan dan beban pokoknya yang disajikan secara bersih.

5. Arus Kas

Merupakan informasi dari penerimaan dan pengeluaran uang kas di entitas tersebut selama periode tertentu. Biasanya dikelompokkan menjadi arus kas pembiayaan, arus kas investasi, dan arus kas operasi. Penyajian bisa dilakukan dengan membedakan antara penerimaan dan pengeluaran secara kotor atau boleh juga dikurangkan (di-net kan) menjadi arus kas bersih. Khusus, untuk arus kas dari kegiatan operasional bisa disajikan dengan metode langsung dan metode tidak langsung. Kedua metode tersebut akan dibahas secara lebih detail dalam buku lain.

Laporan Keuangan

Informasi akuntansi diharapkan akan membantu pengguna laporan dalam memprediksi kinerja keuangan pada masa depan atau dalam rangka pengambilan keputusan yang relevan. Informasi tersebut akan disajikan dalam laporan keuangan yang disusun oleh manajemen entitas. Laporan keuangan yang lengkap biasanya terdiri dari:

1. Neraca (Statement of Financial Position atau Balance Sheet)

Didefinisikan sebagai bentuk laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan terdiri dari harta, hutang, dan modal pada suatu saat tertentu.

2. Laporan Laba Rugi (Statement of Profit or Loss atau Income Statement)

Didefinisikan sebagai laporan keuangan yang menyajikan kinerja keuangan terdiri dari pendapatan dan beban termasuk laba atau rugi selama suatu periode tertentu.

3. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Equity Changes)

Didefinisikan sebagai laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal terdiri dari modal awal ditambah dengan penambahan modal, dikurangi pengambilannya dan ditambah dengan laba usaha atau dikurangi rugi usaha selama periode tertentu.

4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)

Didefinisikan sebagai laporan keuangan yang menyajikan perubahan kas terdiri dari saldo awal, penambahan atau pengurangan (dari kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan) selama suatu periode tertentu.

5. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement)

Didefinisikan sebagai kumpulan informasi yang menjelaskan bagaimana angka yang muncul dalam neraca, laba rugi, perubahan modal, serta arus kas yang disebutkan di atas. Biasa berisi tentang asumsi, estimasi, metode, dan berbagai kebijakan lain yang relevan.

18 Oktober 2021

Profesi Endorsement dan Pengenaan Pajaknya

Sekilas Tentang Profesi Endorsement

Secara bahasa, endorsement berarti dukungan. Namun jika mengacu pada profesinya, seseorang yang melakukan endorsement melakukan dukungan kepada pihak tertentu dengan memanfaatkan pengaruh publik.


Gambar : PixelKult

Seseorang yang memiliki pengaruh publik atau influence (lebih jauh disebut influencer) meliputi pembuat konten, artis, selebgram, artis TikTok, YouTuber, atau bahkan orang yang memiliki jabatan tertentu di suatu organisasi.

Ukuran influence pun beragam, mulai dari tingkat popularitas, orientasi pemikiran, banyaknya pengikut di media sosial. konten yang dihasilkan hingga pengaruh terhadap komunitas tertentu.

Dalam ranah profesi, endorsement yang dimaksud adalah upaya seseorang untuk memberikan publisitas suatu produk atau kampanye dari pihak pemangku kepentingan.

Contohnya, Artis Ibu kota B yang mempromosikan produk dari brand ABC atau artis ibu kota A yang mengkampanyekan program tertentu yang sedang dilaksanakan organisasi XYZ melalui platform media sosialnya atau platform lainnya menggunakan konten.

Tentu pihak yang memiliki kepentingan ini akan membayar kepada orang yang melakukan endorsement. Sehingga para pelaku endorsement memiliki sejumlah penghasilan.

Dengan kata lain, karena pelaku endorsement ini memiliki penghasilan maka dari segi perpajakan mereka jelas akan dikenakan pajak penghasilan.

Pajak Penghasilan bagi Endorsement
Seseorang yang melakukan endorsement akan mendapatkan bayaran atau penghasilan dari pihak yang menggunakan jasanya sehingga sama dengan profesi lain yang tentunya akan dikenakan pajak.

Meski begitu, seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa UU PPh tidak memiliki nomenklatur secara jelas terkait profesi endorsement tersebut.

Lantas, bagaimana pengenaan pajaknya?

Belakangan, pada tahun 2013 ternyata endorsement dikategorikan di mata pajak sebagai bentuk transaksi e-commerce.

Hal tersebut ditegaskan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui Surat Edaran dengan Nomor SE-62/PJ/2013 tentang Penegasan Ketentuan Perpajakan atas Transaksi e-commerce.

Dalam lampirannya dijelaskan bahwa salah satu bentuk transaksi e-commerce adalah Classified Ads.

Dijelaskan bahwa classified ads merupakan kegiatan menyediakan tempat dan/atau waktu untuk memajang konten barang dan/atau jasa bagi pengiklan untuk memasang iklan yang ditujukan kepada pengguna iklan melalui situs yang disediakan penyelenggara classified ads.

Jika dibaca secara seksama, pengertian ini sangat dekat dengan ranah pekerjaan endorsement yaitu sebagai penyelenggara iklan. 

Ditambah penegasan dalam pengertian tersebut yaitu …memajang konten dan ..melalui situs yang disediakan penyelenggara classified.

Dimana dalam praktiknya, endorser akan menampilkan konten produk melalui “situs” milik Mereka. Misalnya akun media sosial seperti YouTube, Instagram, atau TikTok.

Dalam lampiran tersebut, DJP menjelaskan bahwa pengenaan pajak bagi aktivitas endorsement memiliki tiga skema perhitungan.

Pertama, menggunakan skema pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 yaitu bagi Wajib Pajak Orang Pribadi. 

Skema kedua adalah menggunakan  Pasal 23 dan skema ketiga menggunakan Pasal 26. Ketiga pasal tersebut tertuang pada Undang-Undang PPh No.36 Tahun 2008.

Berikut penjelasan lengkapnya mengenai skema pajak penghasilan bagi endorsement.


17 Oktober 2021

Pajak Atas Konsumsi

Pajak atas konsumsi dan aturan dasarnya

Pernah dengar pajak konsumsi? Apakah berarti setiap pembelian makanan dibebankan pajak atau bagaimana, ya? Bukankah itu PPN?


Gambar : stevepb

Sebagai bagian Pajak Pertambahan Nilai (PPN), pajak konsumsi adalah pajak yang dibebankan untuk setiap pertambahan nilai atas sebuah barang maupun jasa dari produsen kepada konsumen. 

Akan tetapi, pajak ini tentu berbeda dengan membeli makanan di restoran atau toko, maupun pajak yang terkait dengan jasa boga maupun katering. 

Untuk lebih memahami konsumsi yang bagaimana lalu seperti apa, simak artikel RDN Consulting berikut yang membahas tentang pajak konsumsi.

Aturan Dasar & Hukum Pajak Konsumsi
Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 18/PMK/010/2015 Pasal 1 Ayat 1 dan 2, berisikan:

Jasa boga atau katering termasuk jenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai.

Jasa boga atau katering merupakan jasa penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, dan penyajian, untuk disajikan di lokasi yang diinginkan oleh pemesan.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa jenis jasa boga tidak dikenakan PPN. Jasa boga yang dimaksud pun bukan yang menjual di tempat seperti kios, toko, dan lain sebagainya. 

Aturan dasar tentang jasa boga maupun katering tidak dibebankan PPN juga telah diatur dalam Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 4 Ayat 3 huruf q tentang PPN dan PPnBM.

Selain itu, ketentuan pajak konsumsi juga tercantum pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 141/PMK.03/2015 Pasal 1 Ayat 6 huruf aj, yang menyatakan bahwa jasa boga maupun katering masuk ke dalam jenis jasa yang dibebankan PPh Pasal 23.

Oleh karena itu, hal ini menjadi kewajiban bendahara untuk melakukan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23 senilai 2 persen dari jumlah jasa boga maupun katering. Akan tetapi, ketika seseorang mempunyai NPWP, maka nilai yang perlu dipotong hanya 4 persen dari jumlah jasa boga maupun katering.

Sumber : rusdionoconsulting

16 Oktober 2021

Revaluasi Aset Tetap

Pengertian Revaluasi Aset

Revaluasi aset adalah aktivitas penilaian kembali suatu aset atau aktiva tetap perusahaan karena dianggap tidak lagi mencerminkan nilai sesungguhnya.


Gambar : WorldSpectrum

Nilai aset sejatinya akan mengalami perubahan dan umumnya terus meningkat yang diakibatkan oleh situasi tertentu.

Dimana seperti yang telah disinggung pada awal paragraf, Anda membeli tanah 5 tahun lalu nilainya tidak akan sama dengan saat ini yang biasanya akan menimbulkan nilai yang tidak wajar.

Nilai yang tidak wajar ini nantinya harus direvaluasi yang sebenarnya memberikan manfaat bagi perusahaan baik untuk laporan keuangan maupun urusan perpajakan.

Penyebab Berubahnya Nilai Aset Tetap
Ada beberapa alasan penyebab berubahnya nilai suatu aset tetap baik secara makro maupun mikro. 

Secara makro, biasanya perubahan nilai aset tetap dipengaruhi oleh kondisi perekonomian seperti devaluasi dan inflasi atau kondisi di luar ekonomi yang memengaruhi perekonomian langsung.

Sedangkan secara mikro biasanya karena adanya penurunan nilai manfaat atau depresiasi. Tidak mungkin sebuah aset terutama apalagi jika sering digunakan nilainya manfaatnya tidak berkurang.

Fungsi dan Tujuan Melakukan Revaluasi Aset

Ada dua tujuan utama kenapa Anda diwajibkan untuk melakukan revaluasi atau penilaian kembali aset yaitu untuk tujuan pelaporan keuangan dan juga perpajakan.

Dari segi perpajakan, fungsi dan tujuan revaluasi aset adalah sebagai berikut:

1. Dari sudut pemerintah, revaluasi dapat menambah penerimaan negara yang berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) badan.

2. Dari sudut Wajib pajak, revaluasi mampu membantu dalam hal menghemat pembayaran pajak yang biasanya timbul akibat dari akumulasi naiknya biaya penyusutan setelah revaluasi.

3. Sedangkan dari segi perusahaan atau aktivitas perusahaan lainnya, revaluasi aset memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:

Revaluasi membantu perusahaan menunjukkan nilai aset yang wajar kepada publik terutama kepada investor.

Perusahaan juga mampu menyusun nilai aset ke nilai yang relatif lebih realistis dan nantinya berguna ketika perusahaan akan mengambil keputusan strategis bisnis.

Karena menunjukkan nilai yang lebih wajar atau realistis, dengan kata lain perusahaan juga menunjukkan posisi keuangan yang sebenarnya dan ini berguna ketika perusahaan ingin mendapatkan investor.

Membantu perusahaan yang akan melakukan merger karena masing-masing dapat menunjukkan nilai aset sesungguhnya.

Membantu perusahaan mengontrol permodalan agar rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio) turun. Sehingga perusahaan lebih mudah mendapatkan pinjaman dari bank.

15 Oktober 2021

Manfaat Akuntansi

Akuntansi Dalam Kehidupan sehari-hari


Gambar : RahulPandit

Dalam kehidupan sehari-hari akuntansi memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai Sarana Perencanaan, Koordinasi, Pengawasan, serta Pengendalian

Manfaat akuntansi yang pertama adalah dapat digunakan sebagai alat pelaporan kepada manajer yang menjadi pihak internal dalam kaitan langsung dengan perusahaan yang membutuhkan informasi keuangan yang disajikan melalui proses akuntansi untuk keperluan perencanaan (planning), koordinasi, pengawasan, serta pengendalian kondisi dan keuangan perusahaan.

2. Sarana Perencanaan dan Menetapkan Aktivitas Perusahaan

Manfaat akuntansi yang berikutnya adalah sebagai sarana perencanaan dan menetapkan apa saja aktivitas perusahaan. Laporan keuangan sendiri nantinya akan menyajikan data aset kas maupun non kas dari perusahaan tersebut. Sebagai kepentingan operasional perusahaan membutuhkan data aset tersebut agar diketahui secara valid dan akurat mengenai kondisi likuiditas perusahaan.

Sehingga dengan terencana dengan jelas tersebut maka dapat ditentukan bahwa perusahaan apakah mampu melakukan pembelian, membayar hutang, dan alokasi sumber daya ekonomi yang lainnya.

3. Dasar untuk Menghitung Pajak

Manfaat akuntansi yang berikutnya adalah sebagai dasar untuk menghitung pajak. Perusahaan sendiri memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara. Besar pajak yang harus dipenuhi tersebut akan disesuaikan dengan kondisi dari laba perusahaan.
Laba atau keuntungan yang telah diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu akan dapat diketahui melalui adanya proses akuntansi. Selain itu, kebijakan pajak perusahaan juga akan dapat ditentukan dengan menganalisis laporan keuangan.

4. Untuk Memperoleh Pinjaman dari Kreditor

Manfaat akuntansi yang berikutnya adalah sebagai sarana untuk memperoleh pinjaman dair kreditor. Kreditor sebagai sarana peminjaman modal biasanya akan memiliki persyaratan tertentu seperti rasio likuiditas perusahaan yang harus bagus. Rasio ini nantinya dapat dihitung melalui adanya laporan keuangan.

Caranya adalah dengan membandingkan aset-aset terhadap utang lancar pendeknya. Nantinya, para kreditur ini bisa dari pihak lembaga perbankan ataupun lembaga-lembaga yang lainnya.

5. Menyediakan Informasi Keuangan Bagi Investor

Dalam kegiatan ekonomi, pastinya semua pihak akan berhati-hati jika akan melakukan investasi, tak terkecuali investor. Manfaat akuntansi sendiri dalam proses ini adalah dapat memberikan informasi keuangan kepada investor.

Investor biasanya akan tertarik untuk berinvestasi dalam jumlah uang yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, dibutuhkan sikap waspada dan pertimbangan yang matang untuk memutuskan apakah investor sendiri nantinya jadi menyerahkan uangnya atau tidak kepada sebuah perusahaan.

6. Menjadi bahan pertimbangan bagi Rekan Bisnis

Manfaat akuntansi yang berikutnya adalah sebagai pertimbangan untuk seseorang apakah nantinya perusahaan lain yang memiliki kondisi keuangan kurang baik akan dapat kita tentukan karena dapat menimbulkan kerugian bagi kita. Hal tersebut jelas karena perusahaan menginginkan memperoleh keuntungan dari setiap hubungan bisnisnya. Maka kondisi sebuah perusahaan yang baik atau tidak tercermin dalam laporan keuangannya.

7. Merupakan Alat Pertanggungjawaban

Manfaat akuntansi yang terakhir adalah sebagai alat pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban sendiri dimulai dari manajer yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan, termasuk dalam hal kebijakan keuangan. Kebijakan-kebijakan tersebut berjalan dengan baik atau tidak, dapat mudah diketahui melalui laporan keuangan akhir periode perusahaan.

14 Oktober 2021

Bab 2 Kas dan Setara Kas Akuntansi Perpajakan

Akuntansi Perpajakan
Edisi 3
Sukrisno Agus | Estralita Trisnawati

Gambar : planet_fox

AKUNTANSI

Kas ialah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Aset yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank. Sedangkan bank ialah saldo rekening giro yang dapat digunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan usaha.

Kas dalam perusahaan umumnya dibagi atas kas kecil dan kas besar. Kas kecil umumnya dipakai untuk pengeluaran yang sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya. Sedangkan kas besar umumnya dipakai oleh perusahaan untuk pengeluaran tertentu. dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah pengeluaran pada kas kecil dan biasanya uang tunai kas besar disimpan di dalam brankas.

Menurut IAI (2009: 28) dalam SAK ETAP, setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan. Deposito yang jatuh temponya kurang atau sama dengan tiga bulan dan tidak diperpanjang terus-menerus (rollover) dapat dikategorikan sebagai setara kas

Pengertian yang tidak termasuk dalam kas dan setara kas, baik menurut akuntansi dan perpajakan adalah sebagai berikut.

1. Deposito yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan atau rollover

Saldo rekening berupa deposito yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan atau rollover, tidak termasuk dalam pengertian kas karena tidak dapat digunakan sewaktu-waktu.

2. Perangko dan meterai

Biasanya perusahaan mempunyai persediaan perangko dan meterai yang dapat dipakai sewaktu-waktu. Persediaan ini tidak termasuk dalam pengertian kas, sekalipun persediaan ini sering disimpan oleh kasir perusahaan. Apabila jumlahnya cukup besar, persediaan ini dapat digolongkan ke dalam persediaan perlengkapanalat-alat kantor (supplies).

3. Kas bon atau uang muka

Kas bon merupakan bukti penerimaan uang muka dari pegawai dan tidak dapat digolongkan ke dalam kas. Kertas-kertas tersebut tidak dapat digunakan sewaktu waktu sehingga tidak dapat dianggap sebagai uang tunai.

4. Cek mundur dan cek kosong

Cek mundur tidak dapat diuangkan sampai jatuh temponya sehingga tidak memenuhi syarat sebagai kas. Cek mundur yang diterima untuk melunasi piutang. belum mengurangi saldo piutang. Apabila cek tersebut dapat diuangkan karena tidak cukup dananya di bank, cek tersebut disebut cek kosong. Cek kosong sama sekali tidak memiliki harga sehingga tidak dapat dianggap sebagai aset perusahaan.

Untuk keperluan penyusunan laporan keuangan, kas dan bank dilaporkan sebesar nilai nominal Perlakuan terhadap kas dan bank dalam perpajakan dan akuntansi pada umumnya tidak jauh berbeda. Ketentuan perpajakan tidak mengatur secara rinci mengenai teknik dan metode pembukuan kas dan bank. Oleh karena itu, praktik akuntansi yang mengatur tentang teknik dan metode pembukuan kas dan bank dapat dukuti sepenuhnya.

Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada umumnya melakukan pemisahan dana antara kas kecil (petty cash) dan kas besar (cash on hand). Kas kecil umumnya dipakai untuk pengeluaran harian perusahaan yang sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya. Menurut Wild dan Kwok (2011: 249) dalam kas kecil dikenal sistem berikut.

a) Sistem dana tetap (imprest fund system)

Pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil dilakukan pada saat penggantian dana.

b) Sistem dana berfluktuasi (fluctuating fund system).

Pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil dilakukan setiap saat terjadinya

pengeluaran dana kas kecil WP dapat memilih salah satu dari kedua sistem di atas dan semua itu diserahkan sepenuhnya kepada praktik pembukuan WP

Jurnal untuk membukukan transaksi kas kecil, adalah sebagai berikut.


Seperti diketahui bahwa saldo bank yang dicatat oleh perusahaan sering kali mempunyai saldo yang berbeda dengan jumlah saldo yang tertera pada rekening koran atau rekening giro, sehingga haruslah dibuatkan rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank merupakan proses menyesuaikan saldo bank pada pembukuan perusahaan dengan saldo rekening koran atau rekening giro sehingga mempunyai saldo yang sama. Setiap bulan rekonsiliasi bank ini haruslah dibuat oleh bagian akuntansi perusahaan. setelah itu barulah dibuatkan jurnal untuk mencatat transaksi pada rekonsiliasi bank tersebut.

Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011: 319-323) perbedaan yang terjadi disebabkan oleh (a) time lags → perbedaan waktu pencatatan antara pihak bank dengan pihak perusahaan, dan (b) errors → kesalahan yang mungkin dilakukan oleh pihak bank atau pihak perusahaan. Secara lebih detail perbedaan tersebut terdiri atas berikut.

1. Setoran dalam perjalanan setoran akhir bulan yang dicatat perusahaan pada suatu bulan, tetapi diterima dan dicatat oleh bank pada bulan berikutnya.

2. Cek beredarcek perusahaan yang dicatat pada saat pengeluaran, namun belum dicatat oleh bank sampai bulan berikutnya.

3: Jasa giro/pendapatan bunga → penghasilan yang berasal dari bank yang belum dicatat oleh perusahaan sampai diterimanya rekening koran.

4. Beban bank→ beban-beban yang dikeluarkan bank namun belum dicatat oleh perusahaan sampai rekening koran diterima perusahaan.

5. Kesalahan bank/perusahaan kesalahan pencatatan oleh pihak bank maupun pihak perusahaan.

Bentuk rekonsiliasi bank dapat dibuat dengan format sebagai berikut.


*Dicatat dalam jumal oleh perusahaan agar mendapatkan saldo bank yang benar.

PERPAJAKAN

Berdasarkan PP 131 Tahun 2000 jo KMK-51/KMK.04/2001 penghasilan dalam bentuk bunga yang didapat dari deposito/tabungan, yang ditempatkan pada bank yang didirikan di dalam negeri maupun di luar negeri melalui cabangnya di Indonesia, termasuk jasa giro serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI), kecuali WP orang pribadi yang seluruh penghasilannya dalam satu tahun pajak termasuk bunga dan diskonto tidak melebihi PTKP dikenakan PPh final sebesar 20% dari jumlah bruto.

Penghasilan atas bunga deposito/tabungan, diskonto SBI dan jasa giro dipotong langsung oleh bank pembayar pada saat pembayaran/pembebanan biaya: pihak bank tersebut yang akan membayar/menyetor PPh final tersebut ke kas negara dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Pemotong wajib menyetorkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir dan melaporkannya paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.

Dikecualikan dari pemotongan PPh terhadap:

a bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah deposito tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp7.500.000 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah; dan

b. bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia;

c. bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 UU Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, dan

d. bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan rumah sederhana dan rumah sangat sederhana, tanah kaveling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.

Sehubungan dengan pajak final tersebut, pencatatan atas pendapatan bunga secara fiskal disajikan pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima yaitu pendapatan bunga dikurangi dengan PPh final atas bunga.

Contoh:
Pada tanggal 1 Januari 2012 PT Kaya mendapatkan bunga tabungan dalam tahapan sebesar Rp1.000.000. Atas pendapatan tersebut dipotong PPh final sebesar Rp200.000 oleh pihak bank yang memberikan penghasilan.

a. Metode bruto (gross method)


PPh final diperlakukan sebagai beban dan termasuk dalam beban operasional (beban umum dan administrasi)

b. Metode neto (nett method)


Pada dasarnya pelaporan atas pendapatan bunga secara fiskal disajikan pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima yaitu pendapatan bunga dikurangi dengan PPh final atas bunga dengan jumlah Rp800.000. Hal tersebut sesuai dengan Buku Petunjuk Pengisian SPT Tahunan PPh Badan

Untuk jasa giro dan bunga deposito, perlakuan akuntansi perpajakannya sama seperti perlakuan akuntansi perpajakan untuk bunga tabungan. Karena penghasilan ini terkena PPh final, maka harus dikoreksi negatif dalam rekonsiliasi fiskal pada akhir tahun.

13 Oktober 2021

Bab 7 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Anak | Akuntansi Perpajakan

Akuntansi Perpajakan
Edisi 3
Sukrisno Agus | Estralita Trisnawati


DEFINISI

Investasi pada entitas asosiasi atau pada entitas anak dimaksudkan untuk meningkatkan penghasilan dengan menanamkan modal pada perusahaan lain. Penguasaan saham perusahaan-perusahaan lain dapat dimaksudkan pula untuk menguasai pasokan bahan baku dan distribusi. Selain itu juga, dalam investasi tersebut suatu entitas mempunyai maksud memiliki kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional strategik atas entitas

ladi, dengan maksud investasi pada entitas asosiasi atau pada entitas anak maka dapat digolongkan dalam kelompok aset tidak lancar. Investasi yang dibahas dalam Bab 7 ini berbentuk saham. Investasi sekuritas saham dapat berbentuk saham biasa dan saham preferen.

Dalam SAK-ETAP. IAI (2009:58-59) mengatur perlakuan akuntansi untuk investor yang melakukan investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak.

Entitas asosiasi adalah suatu entitas, termasuk entitas bukan PT seperti persekutuan di mana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian dalam joint venture.

Pengaruh signifikan tersebut adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional strategik atas suatu entitas, tetapi tidak mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut. Apabila, investor memilika secara langsung atau tidak langsung 20% atau lebih hak suara pada perusahaan investee, maka investor mempunyai pengaruh signifikan, kecuali dapat ditunjukkan secara jelas bahwa tidak ada pengaruh signifikan, lika investor memiliki secara langsung atau tidak langsung kurang dari 20% hak suara invester, maka investor tidak memiliki pengaruh signifikan.

kecuali dapat ditunjukkan secara jelas bahwa investor mempunyai pengaruh signifikan. Menurut IAI (2009:59) dalam SAK ETAP menyatakan bahwa investasi pada entitas anak adalah investasi pada suatu entitas yang dikendalikan oleh entitas induk Pengendalian adalah kemampuan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional dari suatu entitas sehingga mendapatkan manfaat dari aktivitas tersebut. Pengendalun dianggap ada apabila suatu entitas induk memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah hak suara dari suatu entitas, kecuali dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya pengendalian.

INVESTASI PADA ENTITAS DALAM NERACA

Pada umumnya, nilai yang dibukukan untuk investasi dalam saham adalah nila perolehannya. Namun, adakalanya nilai saham yang dimiliki akan berkurang. Apabila terjadi pengurangan nilai yang cukup material dan sifatnya permanen, maka selisihnya dapat diperhitungkan sebagai kerugian yang dibebankan ke laba rugi dan akun cadangan penurunan investasi.

Investor harus mengukur investasi pada entitas asosiasi dengan menggunakan metode biaya (cost method). Dalam metode biaya. investasi diukur pada biaya perolehan dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan investasi tersebut meliputi (a) harga pembelian, (b) biaya broker, (c) pajak, dan (d) biaya lain-lain sehubungan dengan perolehan.

Investor harus mencatat investasi pada entitas anak dengan menggunakan metode ekuitas (equity method). Dalam metode ini, investasi pada entitas anak awalnya diakui pada biaya perolehan termasuk biaya transaksi. Selanjutnya disesuaikan untuk mencerminkan bagian investor atas laba rugi dan pendapatan serta beban dari entitas anak. Entitas anak tidak dikonsolidasikan dalam laporan keuangan investor (sebagai entitas induk).

Untuk tujuan perpajakan, tidak terdapat ketentuan yang secara eksplisit menyebut metode pembukuan investasi jangka panjang saham, selain yang tersebut dalam Penjelasan Pasal 10 ayat (6) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008. Penjelasan tersebut menyatakan bahwa investasi saham, sama halnya dengan persediaan, dibukukan berdasarkan harga perolehan tanpa memperhatikan persentase kepemilikan. Jadi dalam ketentuan perpajakan tidak memperkenankan pengurangan nilai tersebut sebagai biaya.

INVESTASI PADA ENTITAS DALAM LAPORAN LABA RUGI

Penghasilan dari investasi dalam saham dapat berupa dividen (tunai, saham atau harta). saham bonus (dari revaluasi aset atau kapitalisasi agio), dari hak membeli emisi saham perusahaan (stock warrants, preemptive rights right issues), dan keuntungan karena pelepasan saham (capital gain).

Penerimaan dividen saham merupakan penghasilan lain-lain. Hasil ini dicatat dalam perhitungan laba rugi dengan jumlah neto Dividen yang diperoleh/diterima adalah objek pajak yang dikenakan PPh karena dividen sebagai penghasilan dari investasi saham. Dividen yang diterima/diperoleh dipungut PPh oleh si pemberi penghasilan. Pembayaran pajak yang dipungut itu dapat dikreditkan pada akhir tahun pajak. Berdasarkan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat (2c) dan PP 19 Tahun 2009, dividen yang dikenakan pajak adalah dividen yang diterima oleh WP orang pribadi dalam negeri. Atas penghasilan dividen tersebut dikenakan pajak yang bersifat final dengan tarif 10% dari penghasilan bruto Menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (3), dividen yang dikecualikan dari objek PPh 23 adalah dividen yang diterima oleh PT sebagai WP dalam negeri, koperasi. BUMN/D dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia, dengan syarat dividen yang dibagikan berasal dari cadangan saldo laba dan untuk PT. BUMN/D kepemilikan saham paling rendah 25% dari jumlah modal saham.

Menurut PP 138 Tahun 2000, saham bonus yang diterima oleh pemegang saham. yang berasal dari konversi agio saham, ndak termasuk dalam pengertian dividen sebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, karena merupakan bagian keuntungan yang diterima oleh pemegang saham Dengan demikian, penerimaan saham bonus yang berasal dari konversi agio saham tidak termasuk sebagai objek pemotongan PPh 23 Sedangkan saham bonus yang berasal dari retained earning adalah merupakan bagian keuntungan sehingga termasuk pengertian dividen sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf g dan Pasal 23 ayat (1) huruf a angka 1 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008. Penghasilan berupa saham bonus tersebut harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh. dengan ketentuan bahwa pengakuan penghasilan atas saham bonus yang berasal dari konversi agio adalah pada saat dijual karena belum dimasukkan sebagai penghasilan pada saat diterima/diperoleh.

12 Oktober 2021

Persediaan

Akuntansi Perpajakan
Edisi 3
Sukrisno Agus | Estralita Trisnawati

Gambar : icondigital

AKUNTANSI

Definisi Persediaan

Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009: 52), persediaan adalah aset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi untuk kemudian dijual, atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pembelian kerja. Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa persediaan merupakan aset yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam perusahaan dagang maupun dalam perusahaan manufaktur yang membutuhkan proses produksi.

Menurut Weygandt, Kimmel dan Kieso (2011: 200-201), aktivitas perusahaan dagang adalah untuk menghasilkan pendapatan yang digunakan untuk membeli barang dagangan yang kemudian dijual kembali kepada pelanggan. Pendapatan dari barang dagang yang telah dijual dilaporkan sebagai penjualan (sales). Sedangkan beban dari membeli barang dagang tersebut dilaporkan sebagai Harga Pokok Penjualan-HPP (Cont of Goods Sold-COGS) HPP dikurangkan dari penjualan untuk memperoleh laba bruto (grois profit) Menurut Wild dan Kwok (2011: 157-158), biaya angkut dibagi 2 (dua) yaitu sebagai berikut

1. FOB Destination, di mana biaya angkut dibayar oleh penjual dan kepemilikan barang dagang berpindah pada saat barang telah sampai di gudang pembeli.

2. FOB Shipping Point; di mana biaya angkut dibayar oleh pembeli dan kepemilikan barang dagang berpindah pada saat barang sampai di pelabuhan atau barang sampai di perusahaan pengangkut (carrier).

Biaya angkut yang dibayar oleh pembeli akan menambah HPP yang dibeli Sedangkan, biaya angkut yang dibayar oleh penjual akan dicatat dalam "beban operasional" pada Laporan Laba Rugi.

Apabila pembeli merasa tidak puas dengan keadaan barang dagangan yang dibelinya karena barang tersebut rusak atau cacat atau tidak sesuai dengan pesanan sehingga pembeli mengembalikan barang tersebut, maka hal i akan dicatat dalam akun retur pembelian (purchase return). (Wild dan Kwok, 2011: 156-157) Sebaliknya, ketika pembeli mengembalikan barang dagang yang dibelinya kepada pihak penjual maka atas transaksi tersebut oleh penjual dicatat dalam akun retur penjualan (sales return). (Wild dan Kok, 2011 160-161).

Sedangkan, menurut Wild dan Kwok (2011: 155-156), akun diskon pembelian (purchase discount) adalah untuk transaksi pembelian yang dilakukan secara kredit di mana pembeli melakukan pembayaran dalam jangka waktu tertentu sehingga pembeli mendapatkan potongan harga dan penjual dapat dengan segera mengonversi piutang usaha menjadi kas ataupun bank. Demikian juga sebaliknya (Wild dan Kwok, 2011:159) akun diskon penjualan (sales discount) dicatat apabila potongan penjualan yang diberikan pihak penjual untuk pembayaran yang segera dilakukan oleh pembeli, sebesar nilai jual yang tertera dalam faktur setelah dikurangi dengan retur.

Jenis Persediaan

Pengadaan barang oleh usaha perdagangan seperti pasar swalayan dan grosir, dimaksudkan untuk dijual kembalt, sedangkan pengadaan oleh usaha manufaktur dimaksudkan untuk diolah menjadi barang jadi sebelum dijual. Usaha manufaktur biasanya mempunyai 5 (lima) jenis persediaan, yaitu sebagai berikut.

a. Bahan baku dan bahan pelengkap

Biaya perolehan bahan baku (raw material) terdiri atas harga pembelian, ongkos angkut, biaya gudang, dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan penyimpanan sampai bahan tersebut dipakai dalam produksi Bahan baku masih dapat digolongkan ke dalam bahan baku langsung dan bahan pembantu. Bahan baku langsung adalah bahan-bahan yang dapat diidentifikasi langsung dalam produk, misalnya bahan kayu untuk pembuatan lemari. Bahan baku pelengkap adalah bahan yang tidak dapat diidentifikasikan dalam produk. seperti minyak pelumas dan kertas amplas. Bahan tersebut secara fisik tidak terlihat dalam produk.

b. Barang dalam pengolahan

Barang dalam pengolahan (work in process) adalah barang yang masih dalam tahap penyelesaian. Untuk menyelesaikan produk tersebut, perusahaan masih memerlukan tambahan pekerjaan sehingga membutuhkan biaya tenaga dan biaya tidak langsung lainnya.

c. Barang jadi

Barang jadi (finished goods) adalah produk yang telah selesai diolah dan siap untuk dijual. Semua biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya tidak langsung telah selesai dibebankan. Persediaan meliputi barang-barang yang ada dalam perusahaan. dalam perjalanan atau yang dititipkan kepada pihak lain. Barang-barang yang tidak dapat lagi dijual atau digunakan untuk produksi tidak digolongkan ke dalam persediaan Persediaan semacam ini dimasukkan sebagai bagian aset lain-lain.

d. Barang dalam perjalanan

Barang dalam perjalanan (goods in fransar) adalah barang yang dikirimkan atas dasar FOB Shipping Point yang masih berada dalam perjalanan pada akhir periode akan menjadi milik pembeli dan harus diperhitungkan pada catatan pembeli. Apabila tidak diperhitungkan maka persediaan dan utang usaha akan terlalu rendah dicatat dalam neraca serta pembelian dan persediaan akhir akan terlalu rendah dicatat dalam laporan laba rugi.

e. Barang konsinyasi

Barang konsinyasi (consigned goods) adalah barang yang telah diserahkan kepada consignee tetapi merupakan kepemilikan dari consignor dan dimasukkan dalam persediaan consignor sebesar harga beli atau biaya produksi. Consigned goods akan diungkapkan dalam catatan tersendiri. Consignee harus hati-hati agar tidak memasukkan setiap barang konsinyasi sebagai bagian dari persediaan.

Sistem Pencatatan Persediaan

Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011: 202-203), ada dua sistem yang dikenal dalam pencatatan persediaan, yaitu sistem periodik dan sistem perpetual. Berikut ini akan dibahas secara singkat.

Sistem Periodik

Dalam sistem periodik, setiap pembelian dicatat dalam akun "Pembelian dan penjualan dicatat dalam akun "Penjualan". Perusahaan tidak mencatat secara detail harga pokok dari persediaan barang dagang yang dimiliki. Perusahaan menentukan HPP hanya pada saat akhir periode akuntansi dengan rumus:

Persediaan Awal + Pembelian (neto)- Persediaan Akhir = Harga Pokok Penjualan.

Persediaan dihitung dengan melakukan penghitungan fisik pada setiap akhir periode Hasil penghitungan tersebut dapat dipakai untuk menghitung HPP yang pada gilirannya dipakai guna menyusun laporan keuangan. Dengan sistem periodik ini penghitungan persediaan dapat dilakukan dengan akurat dan benar.

Namun ada juga kelemahannya, yaitu apabila jumlah dan jenis persediaan banyak sekali, cara ini sangat mahal. Sistem ini cocok diterapkan pada perusahaan yang jenis dan jumlah persediaannya tidak banyak. Sistem ini tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan karena penilaian persediaan dalam sistem ini berdasarkan perhitungan yang benar. Faktor penaksiran atau perkiraan tidak terlihat dalam penilaian persediaan akhir Akan tetapi, cara ini tidak praktis dan ekonomis apabila jumlah jenis persediaan sanga banyak.

Sistem Perpetual

Sedangkan dalam sistem perpetual, setiap pencatatan dilakukan secara terus menerus di mana setiap pembelian dan penjualan barang dagang dicatat dalam akun "Persediaan Perusahaan mencatat secara detail harga pokok dari setiap persediaan barang dagang yang dijual dan dibeli. Perusahaan menentukan HPP setiap kali transaksi penjualan terjadi.

Sistem ini dapat menyajikan keterangan mengenai persediaan dan HPP secara terus-menerus tanpa penghitungan fisik. Hal ini dapat dilaksanakan karena setiap transaksi yang berhubungan dengan persediaan selalu dicatat sedemikian rupa sehingga akun persediaan senantiasa menyajikan saldo persediaan secara fisik.

Dengan sistem periodik, nilai persediaan hanya dapat diketahui apabila perhitungan fik dilakukan Sekalipun dalam sistem perpetual tidak dipersyaratkan penghitungan fisik (stock opname), perusahaan sering pula melakukannya untuk pengawasan persediaan dan agar perhitungan HPP lebih akurat. Perhitungan fisik akan dibandingkan dengan catatan perusahaan, apabila terjadi perbedaan haruslah dikoreksi dan dicari penyebab terjadinya perbedaan tersebut.

Sistem Penilaian Persediaan

Menurut Wild dan Kwok (2011-201-220) penilaian persediaan barang dagang dibagi atas:

A. Specific Identification Method

B. Cost Flow Method First in, first-out (FIFO) dan Average-cost (dibahas dalam bab 14)

C. Estimasi persediaan → Gross Profit Method dan Retail Inventory Method

Specific Identification Method

Menurut Wild dan Kwok (2011-201-202), metode ini digunakan dengan cara mengidentifikasikan setiap barang yang dijual dan setiap barang dalam akun persediaan Biaya barang-barang yang telah terjual dimasukkan dalam HPP, sementara biaya barang yang masih ada dimasukkan pada persediaan. Metode ini dapat diterapkan pada situasi yang melibatkan sejumlah kecil item berharga tinggi dan dapat dibedakan Contoh:  perhiasaan, mobil, dan furniture Metode ini menandingkan arus biaya dengan arus fisik barang. Namun, metode ini memiliki kelemahan, yaitu perusahaan dapat memanipulasi laba neto dan biaya-biaya yang terjadi dialokasikan secara arbiter.

Gross Profit Method

Akuntan, auditor dan manajer sering menggunakan metode ini untuk menguji kewajaran nilai persediaan akhir. Selain itu juga dapat untuk mendeteksi kesalahan yang besar dalam menilai persediaan akhir Tetapi, metode ini tidak seharusnya digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan pada akhir tahun.

Retail Inventory Method

Metode ini sering dipakai oleh peritel, seperti pasar swalayan dan toserba, untuk menaksir nilai persediaan guna penyusunan laporan perhitungan laba rugi atau untuk menentukan apakah terjadi kekurangan persediaan. Anggapan yang dipakai dalam metode ini ialah bahwa perbandingan (rasio) biaya terhadap harga ritel barang yang tersedia dijual selama satu periode. Syarat yang perlu dipenuhi agar metode ini dapat dipakai adalah adanya i catatan harga jual dan ritel setiap barang yang dibeli.

Dalam SAK-ETAP (2009:52-57) diatur mengenai persediaan, yaitu sebagai berikut :

Ruang Lingkup

Persediaan adalah aset:

a) untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.

b) dalam proses produksi untuk kemudian dijual, atau

c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Tidak termasuk persediaan dalam proses dalam kontrak konstruksi dan elek tertentu.

Pengukuran

Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian biaya konversi dan biaya lainnya

Biaya pembelian harga bel, bea masuk, pajak lainnya, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang, potongan dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.

Biaya konversi biaya tenaga kerja langsung dan overhead produksi tetap serta variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi Alokas overhead produksi tetap didasarkan pada kapasitas fasilitas produksi normal, sedangkan overhead produksi variabel dialokasikan pada unit produko atas dasar penggunaan aktual fasilitas produksi.

Biaya konversi produk bersama (joint product) yang mempunyai produk utama (main product) dan produk sampingan (by product) dialokasikan dengan dasar yang rasional dan konsisten

Pengakuan

Persediaan diakui sebagai beban penode pada saat pendapatan terkait diakui.

Penurunan nilai

Penurunan nilai persediaan diakui sebagai beban pada saat terjadinya dan setiap tanggal neraca dilakukan pengujian.

Pengungkapan

Entitas harus mengungkapkan:

a) kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk mengukur persediaan;

b) total jumlah tercatat persediaan;

c) jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode;

d) jumlah penurunan nilai persediaan dan pemulihannya yang diakui dalam laba rugi

e) jumlah tercatat persediaan yang diagunkan.

PERPAJAKAN

Dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 sistem pencatatan persediaan tidak diatur secara jelas. Selama sistem pencatatan tersebut dapat menunjukkan kebenaran pencatatan. konsisten, dan taat asas maka ketentuan perpajakan dapat menerimanya

Sistem perpetual tidak menggunakan cara penaksiran dalam menghitung nilai persediaan, bahkan pemeriksaan masih digunakan sebagai pelengkap. Dengan demikian, sistem ini tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan. Cara yang tidak sesuai dengan prinsip perpajakan adalah apabila persediaan dinilai berdasarkan penaksiran atau perkiraan.

Apabila contoh penilaian pemakaian persediaan yang diuraikan pada penjelasan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 10 ayat (6) diperhatikan, maka sistem pencatatan yang diperkenalkan adalah sistem pencatatan perpetual. Atas dasar pertimbangan itulah dalam pedoman penyusunan laporan keuangan fiskal ditegaskan agar pencatatan sedapat mungkin dilakukan dengan sistem perpetual Akan tetapi untuk hal-hal tertentu yang karena sifatnya mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem perpetual seperti pasar swalayan dan sistem lain dapat digunakan

Penilaian pemakaian persediaan untuk penghitungan HPP hanya boleh dilakukan dua cara menurut ketentuan perpajakan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 10 ayat (6), yaitu Metode rata-rata (average), atau Metode mendahulukan persediaan yang didapat pertama (First In First Out atau FIFO). Pemilihan metode tersebut harus dilakukan secara taat asas, artinya sekali WP memilih salah satu cara penilaian pemakaian persediaan untuk penghitungan HPP. maka untuk selanjutnya harus digunakan cara yang sama.

Metode rata-rata mudah diterapkan, objektif dan tidak dapat dimanfaatkan untule memanipulasi laba. Dalam metode FIFO, perusahaan juga tidak dapat memanípulasi laba, dan mendekatkan nilai persediaan akhir dengan biaya berjalan. Tetapi kelemahannya yaitu biaya berjalan tidak dapat ditandingkan dengan pendapatan berjalan pada laporan laba rugi.

Ketentuan perpajakan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak (PhKP) harus berdasarkan data yang benar dan bukan berdasarkan penaksiran. Penilaian persediaan akhir tidak boleh dihitung dengan asumsi seperti penggunaan metode Gross Profit Method dan Retail Inventory Method, melainkan sesuai dengan penilaian persediaan dengan dasar harga perolehan melalui metode average atau metode FIFO.

11 Oktober 2021

10 Jawaban Soal Akuntansi Perusahaan Jasa

Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah sebuah unit usaha yang didirikan baik oleh perseorangan maupun kelompok serta memiliki tujuan mendatangkan laba (untung) dari pelayanan jasa yang ditawarkan.

Soal Essay/Uraian

1. Bengkel Gudang Motor membeli peralatan servis seherga Rp15.000.000,00. Dibayar tunai sebesar Rp10.000.000,00 dan sisanya akan dibayar satu bulan kemudian. Apa akibat dari adanya transaksi tersebut dalam proses akuntansi?

Jawaban
Akibat dari transaksi ini sebagai berikut.
a. Akun pada aset akan bertambah dan akun kewajiban juga bertambah.
b. Nama akun aset yang dipakai adalah akun kas dan Peralatan. Nama akun kewajiban yang dipakai adalah Utang Usaha.
c. Dicatat sebagai debit (penambahan) sebesar Rp15.000.000,00 pada Peralatan dan kredit (pengurangan) sebesar Rp10.000.000,00 pada kas, serta kredit (penambahan) sebesar Rp5.000.000,00 pada Utang.

2. Pada tanggal 2 Desember, Tuan Taka membeli perlengkapan bengkel secara tunai seharga Rp1.000.000,00. Bagaimana analisis terdapat transaksi tersebut?

Jawaban
Transaksi ini menyembabkan aset kas bertambah dan pendapatan bertambah. Nama rekening yang berpengaruh dari transaksi ini adalah Kas dan Perlengkapan. Pembelian perlengkapan secara tunai tersebut dicatat dalam akun Kas pada sisi kredit sebesar Rp1.000.000,00 (karena Kas berkurang) dan catat ke dalam akun Perlengkapan pada sisi debit (karena perlengkapan bertambah).

3. Pada tanggal 5 Januari, bengkel Candra menerima pendapatan jasa service sebesar Rp3.000.000,00. Bagaimana analisis pencatatan akunnya?

Jawaban
Transaksi in menyebabkan aset kas bertambah dan pendapatan bertambah. Nama akun yang terpengaruh akibat dari transaksi ini adalah kas dan pendapatan yang disebut Pendapatan jasa servis. Pendapatan jasa sevis ini dicatat ke sisi debit akun kas (karena kas bertambah) dan sisi kredit akun Pendapatan jasa servis (karena pendapatan usaha bertambah).

4. Pemilik mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadinya sebesar Rp 400.000,00 Bagaimana analisis pencacatan akunya?

Jawaban
Transaksi ini menyebabkan modal barkurang dan aset berkutang. Nama akun yang terpengaruh oleh transaksi ini adalah Kas dan akun Prive. Transaksi ini dicatat pada sisi debit akun Prive (karena modal berkurang) dan sisi kredit akun kas (karena kas berkurang).

5. Jelaskan prosedur debit dan kredit untuk akun yang di sajikan dalam neraca!

Jawaban
Akun aktiva akan bertambah jumlahnya bila sisi debet ditambah, akun pasiva akan bertambah bila sisi kredit ditambah, demikian pula sebaliknya.

6. Apakah yang dimaksud bukti transaksi eksternal?

Jawaban
Bukti transaksi eksternal adalah bukti yang dibuat oleh pihak luar dan digunakan untuk proses akuntansi perusahaan.

7. Jelaskan yang dimaksud dengan jurnal umum atau jurnal transaksi !

Jawaban
Aktivitas meringkas dan mencatat transaksi perusahaan berdasarkan dokumen dasar secara kronologis beserta penjelasan yang di perlukan di dalam buku harian.

8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan buku jurnal !

Jawaban
Media yang digunakan untuk mencatat transaksi perusahaan secara ringkas, permanen dan lengkap serta disusun secara kronologis untuk referensi di masa mendatang, dan merupakan catatan akuntansi yang pertama, sehingga dikenal sebagai the books of original entry.

9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan buku besar !

Jawaban
Buku yang berisi kumpulan akun (account) terpadu yang sering kali disebut juga sebagai rekening atau perkiraan.

10. Andika mendirikan bengkel Gudang Motor Untuk itu, Andre menyetorkan uang tunai sebesar Rp 20.000.000,00 sebagai modal awal. Bagaimana analisis pencatatan akunnya?

Jawaban
Analisisinya adalah karena kas bertambah Rp 20.000.000,00, maka akun yang bersangkutan harus didebit sebesar Rp 20.000.000,00 (jika aktiva bertambah akun yang bersangkutan harus didebit). Sedangkan modal juga bertambah sebesar Rp 20.000.000,00. Penambahan modal mengakibatkan akun yang bersangkutan harus dikredit sebesar Rp 20.000.000,00.

10 Oktober 2021

Kamu Harus Tau Hal-Hal Berikut Jika Ingin Menjadi Accounting

Seorang Accounting Memiliki Tugas dan Tanggungjawab Berikut ini

Gambar : Free-Photos

Staf akunting atau juga kerap disebut dengan accounting staff, adalah sebuah jabatan di dalam sebuah perusahaan. 

Jabatan tersebut mempunyai tugas dan juga bertanggung jawab terhadap semua laporan keuangan.

Laporan keuangan tersebut bukan dalam bentuk ucapan, namun disampaikan secara tertulis. Selain membuat laporan keuangan secara tertulis, seorang staf akunting juga harus paham dengan perpajakan. 

Perpajakan yang harus dipahami adalah perpajakan yang berlaku di negara tersebut. misalnya ia tinggal di Amerika, maka ia harus paham dengan aturan perpajakan di Amerika.

Begitu pula jika ia bekerja di Indonesia, maka orang tersebut juga harus paham pada aturan yang ada di Indonesia.

Tanggung Jawab Utama

Aktivitas : Melakukan pencatatan dan dokumentasi

Ruang lingkup : kegiatan keuangan perusahaan

Tugas

1. Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan

2. Menyusun dan membuat laporan keuangan perusahaan

3. Menyusun dan membuat laporan perpajakan perusahaan

4. Menyusun dan membuat anggaran pengeluaran perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan)

5. Menyusun dan membuat anggaran pendapatan perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan)

6. Melakukan pembayaran gaji karyawan

7. Menyusun dan membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbankan dan kemampuan keuangan perusahaan

Sumber : D'CONSULTING Business Consultant


9 Oktober 2021

Akuntansi Dasar Pengantar Akuntansi

Akuntansi Dasar | Pengantar Akuntansi | Tutor Aja



halo semuanya.....
topik hari ini adalah basic accounting, topik ini cocok banget buat kalian yang baru mau mendalami namanya ilmu akuntansi baik itu buat kuliah kalian atau buat belajar akuntansi for the business, jadi kalian bisa terapkan ilmu akuntansi ini buat bisnis. Oke kita langsung aja apa itu akuntansi kalau orang dengar kata potensi identik yaitu tiga hal ini, satu adalah duit.  kedua adalah mencakup catat duit, akuntansi itu dipikir kayak orang-orang yang jago catat duit. ketiga adalah balance denger kata balance hasilnya seperti momok di beberapa soal memang harus balance Jadi kalau enggak balance rasanya pusing banget ya tapi lebih dalam daripada itu.

akuntansi itu sebenarnya bisa rentang identify kita harus bisa identifikasi transaksi perusahaan itu pengaruhnya ke mana, lalu ada yang namanya report kita harus mencatat ke akun-akun yang tepat dan yang terakhir yang terpenting adalah communicated loh emang akuntansi bisa ngomong? ya gak tapi lewat Akuntansi kita bisa menghasilkan laporan keuangan dengan laporan keuangan ini bisa mengkomunikasikan banyak hal ke banyak pihak maka dari itu akuntansi itu disebut sebagai bahasa bisnis

memang seberapa berguna sih Akuntansi? kita lihat aja dari seberapa banyak yang menggunakan akuntansi buat ngambil keputusan itu bisa dari banyak Sisi dari sisi internal yaitu dari dalam perusahaan anda dari sisi eksternal dari luar perusahaan, internal ada Manager, marketing, financial, human resources, kita ambil contoh di Finance orang saja baca laporan keuangan dulu sebelumnya nentuin kita harus bangun cabang di mana ya, cukup gak sih dananya buat beli mesin A, cukup ga sih kita buat memperbesar atau ekspansi di area dan sebagainya.

Mereka harus baca laporan keuangan dulu jadi mereka bisa mengambil keputusan dari pembaca laporan keuangan itulah komunikasi akuntansi ke penggunanya kalau ke sisi eksternal contohnya ke investor misalnya, investor sebelum beli saham dibaca dulu laporan keuangan mereka harus tahu kira-kira ini perusahaan bakal bakal berkembang ga ya di masa mendatang, operasionalnya selama ini bagus gak ya, kinerja nya selama ini gimana ya, kira-kira value nya bisa meningkat gak sih dimasa mendatang, itu sebelum mereka membeli saham di perusahaan go public biasanya, atau kreditor sebelum dia minjemin sejumlah uang ke perusahaan dia baca dulu laporan keuangannya Wah kira-kira perusahaan ini mampu ga ya bayar, operasional selama ini gimana profitability nya gimana dan sebagainya. Jadi akuntansi benar-benar mempergunakan dan mampu mengkomunikasikan banyak data dan informasi ke banyak pihak.

tapi kali ini kita akan benar-benar dalami basic konsepnya dulu, yaitu accounting equation dimana asset = liabilities + equity iya si banyak orang pikir yaudah ini kan cuma hafalan, tapi enggak sedangkal itu kita harus mendalami asset = liabilities + equity, equity dipengaruhi oleh tiga hal yaitu revnue, expense, dividen.

kali ini kita bener dalami ini satu persatu asset, liabilities, equity, revenue, expense, dividen dan pengaruhnya ke accounting cycle kita, nah Apa itu aset nah Biar lebih gampang juga kita pakai contoh bisnis, bisnisnya adalah Barbershop karena ini perusahaan jasa yang sederhana dan kita gampang temui juga di sehari-hari kita. jadi apa itu Aset, yaitu harta yang jadi kepemilikan sebuah perusahaan bisa berupa cash, dana yang dipakai buat kembalian, terima duit. Kemudian supplies yaitu aset operasional perusahaan yang umurnya kurang dari setahun, jadi ini mendukung bisnisnya kalau di Barbershop pakai shampo buat customernya atau di bisnis makanan pakai minyak goreng itulah supplies umurnya kurang dari setahun.

untuk lebih jelasnya simak video di bawah ini :



8 Oktober 2021

Harga Pokok Penjualan

Akuntansi Perpajakan
Edisi 3
Sukrisno Agus | Estralita Trisnawati

Gambar : Lalmch

Beban pokok usaha Harga Pokok Penjualan (HPP) diakui menggunakan pendekatan kausalitas, yaitu mengaitkan beban secara langsung dengan penghasilan Oleh karena itu, HPP diakui pada saat persediaan itu dijual.

HPP dipengaruhi oleh sistem pencatatan dan penilaian persediaan. Menurut Weygandi, Kimmel dan Kieso (2011: 202-203), ada dua sistem yang dikenal dengan pencatatan persediaan, yaitu sebagai berikut.

1. Sistem periodik

Dalam sistem periodik, persediaan dan HPP tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Persediaan dihitung dengan melakukan perhitungan fisik (stock opname) pada setiap akhir periode. Hasil penghitungan tersebut dipakai untuk menghitung HPP

2. Sistem perpetual

Sistem perpetual menyajikan informasi mengenai persediaan dan HPP setiap saat tanpa melakukan perhitungan fisik (stock opname).

Dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, sistem pencatatan persediaan tidak diatur secara jelas. Selama sistem dapat menunjukkan kebenaran pencatatan maka ketentuan perpajakan dapat menerimanya.

Menurut Wild dan Kwok (2011: 201-220), penilaian persediaan barang dagang dibagi atas berikut.

a. Specific Identification Method

b. Cost Flow Method First-in, First-out (FIFO) dan Average

c. Estimasi Persediaan → Gross Profit Method dan Retail Inventory Method cost

untuk Specific Identification Method. Gross Profit Method dan Retail Inventory Method telah dibahas dalam Bab 5 Persediaan.

Metode Masuk-Pertama dan Keluar-Pertama (FIFO)

Metode masuk pertama dan keluar pertama (First in First out-FIFO) ini berasumsi bahwa persediaan yang pertama kali dijual adalah persediaan yang pertama kali dibeli. Dengan demikian, biaya atas persediaan yang dibebankan sebagai HPP berasal dari persediaan yang dibeli pertama kali.

Metode Rata-Rata (Average-Cost)

Dalam metode ini, HPP ditentukan dari biaya rata-rata per unit untuk masing-masing persediaan setiap kali pembelian dilakukan. Menurut Pasal 10 ayat (6) UU PPh. penilaian pemakaian persediaan untuk menghitung HPP menurut pajak hanya boleh dilakukan dengan metode FIFO dan metode average Pemilihan metode tersebut harus dilakukan secara taat asas. WP tidak diperkenankan menggunakan metode penilaian mana yang lebih rendah antara harga perolehan dengan harga pasar.

Contoh:

Perusahaan pada awal tahun 2011 mempunyai persediaan awal bahan baku sebanyak 1.000 unit dengan harga satuan Rp1.000. Selama tahun 2011 perusahaan membeli bahan baku sebagai berikut. 50.000 unit. 75.000 unit, 100.000 unit, dan 125.000 unit dengan harga per unit adalah sebesar Rp900. Rp1.000, Rp1 100, dan Rp1.200 Selama tahun 2011 perusahaan mengeluarkan bahan baku untuk produksinya sebagai berikut. 45.000 unit, 70.000 unit. 100.000 unit, dan 30.000 unit.

Besarnya bahan baku yang dipergunakan untuk proses produksi dan besarnya persediaan bahan baku akhir yang akan dicatat oleh perusahaan adalah sebagai berikut.

Metode FIFO


Metode Average




7 Oktober 2021

Soal dan Jawaban Bab 1 Akuntansi Perpajakan

Akuntansi Perpajakan
Edisi 3
Sukrisno Agus | Estralita Trisnawati

Gambar : kalhh

Soal dan Jawaban Bab 1 Akuntansi Perpajakan

LATIHAN

1. Apakah yang dimaksud dengan akuntansi?

2. Jelaskan mengenai siklus akuntansi yang Anda ketahui?

3. Sebutkan 5 (lima) jenis laporan keuangan, dimulai dari yang pertama kali dibuat.

4 Jelaskan dengan lengkap isi dari laporan keuangan.

5 Apakah yang dimaksud dengan pajak, menurut beberapa pakar di bidang perpajakan?

16 Sebutkan jenis-jenis pajak menurut golongan, sifat, dan lembaga pemungutnya. 

7. Apakah pembukuan atau pencatatan penting menurut perpajakan? Jelaskan jawaban Anda berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku.

8. Jelaskan peranan akuntansi dalam sejarah perpajakan di Indonesia.

9 Jelaskan akun akuntansi perpajakan dalam laporan keuangan.

10. Mengapa akuntansi perpajakan itu penting?

Jawaban Soal Bab 1 Akuntansi Perpajakan

1. Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

2. Siklus akuntansi dilakukan mulai dari:

1. menganalisis transaksi-transaksi yang dipersiapkan untuk jurnal;
2. mencatat akun-akun, termasuk debit dan kredit dalam jurnal;
3 mentransfer debit dan kredit dari jurnal ke buku besar;
4. meringkas akun buku besar disesuaikan dan jumlah;
5. mencatat penyesuaian untuk membawa saldo rekening up to date; menjurnal dan posting penyesuaian;
6. menyesuaikan akun buku besar dan jumlah;
7. menggunakan neraca saldo setelah disesuaikan untuk mempersiapkan laporan keuangan;
8. menjurnal dan posting entry untuk menutup akun sementara;
9. tes keakuratan dari prosedur penutupan;
10. jurnal pembalik dalam periode berikutnya (pilihan).

3. Laporan keuangan

1. Laporan Laba Rugi
2. Laporan Perubahan Ekuitas
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan

4. Isi Laporan Keuangan

1. Laporan Laba Rugi
Laporan yang menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode yang merupakan kinerja keuangannya.

2. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun.

3. Neraca
Informasi yang menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada tanggal tertentu Misalnya, pada akhir bulan atau akhir tahun.

4. Laporan Arus Kas
Laporan yang menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

5. Catatan atas Laporan Keuangan
Berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

5. Definisi pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut.

1) Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S. H.

Pajak adalah uran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal batik (kontraprestast) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

2) Prof. Dr. P. J. A Andriani

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan

3) Prof. Dr. MJH. Smeets

Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan. tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan secara individual maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

6. Jenis Pajak

Pajak dapat dibagi menjadi beberapa menurut golongannya, sifatnya, dan lembaga pemungutnya.

1. Menurut sifatnya, pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Pajak Langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan oleh pihak lain dan menjadi beban langsung Wajib Pajak (WP) yang bersangkutan. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh).

b. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Contoh Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

2 Menurut sasaran/objeknya, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Pajak Subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang dilanjutkan dengan mencari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan diri WP Contoh PPh

b. Pajak Objektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objek tanpa memperhankan keadaan diri WP Contohnya: PPN, PPBM, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Meterai (BM)

3. Menurut pemungutnya, pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga pemerintah pusat. Contohnya: PPh. PPN. PPnBM, PBB, dan BM

b. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga pemerintah daerah Contohnya: Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Restoran, dan Pajak Kendaraan Bermotor.

7. Ya

Dalam UU KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 28 ayat (1) diatur bahwa Wajib Pajak (WP) orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas dan WP badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.

Sesuai dengan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 28 ayat (12) jo. PMK-197/ PMK 03/2007, kewajiban yang melakukan pencatatan adalah WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, untuk menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (yang peredaran bruto dalam satu tahun kurang dari Rp4.8 miliar) dan WP orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

8. Sejarah perpajakan di Indonesia dapat dibagi ke dalam beberapa kurun waktu.

pada masa penjajahan Belanda, setelah merdeka sampai tahun 1979, 1979 sampai tahun 1983, dan 1983 sampai sekarang Peranan akuntansi atau pembukuan dalam perpajakan sejalan dengan sejarah perpajakan di Indonesia.

Pada masa penjajahan Belanda. sistem perpajakan menekankan fungsinya pada segi pemasukan keuangan untuk keperluan penjajah Jumlah pajak terutang sepenuhnya ditentukan oleh aparat pajak yang memiliki wewenang yang sangat besar. Dengan demikian, peranan akuntansi atau pembukuan dalam perpajakan sangat lemah.

Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1967, diperkenalkan sistem pemungutan pajak yang dikenal sistem Menghitung Pajak Sendiri (MPS) dan Menghitung Pajak Orang Lain (MPO) dengan Undang-Undang Nomor 867 jo PP 11 Tahun 1967 Sistem pemungutan pajak dalam cara yang baru ini termasuk sistem.self assessment Melalui Inpres 6. Tahun 1979 yang dikenal dengan Paket 27 Maret 1979, dan KMK-108/KMK/1979, WP diberikan keringanan dalam penetapan pajak apabila yang bersangkutan menggunakan laporan pemeriksaan akuntan publik. Laporan keuangan yang dibuat oleh akuntan publik tidak dibenarkan dikoreksi, kecuali apabila laporan itu ternyata tidak benar Peraturan baru ini sekaligus membatas kewenangan aparat perpajakan dalam menetapkan jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh WP Dengan demikian, sejak tahun 1979 peranan akuntansi atau pembukuan semakin meningkat dalam perpajakan

Sejak tahun 1983, berlaku Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983: Dalam undang undang perpajakan yang baru berlaku asas perpajakan Indonesia, yaitu:

1. asas kegotongroyongan nasional terhadap kewajiban kenegaraan, termasuk membayar pajak.

2. asas keadilan, dalam pemungutan pajak kewenangan yang dominan tidak lagi diberikan kepads aparat pajak untuk menentukan jumlah pajak yang harus dibayar

3. asas kepastian hukum, WP diberikan ketentuan yang sederhana dan mudah dimengerti serta pelaksanaan administrasi pemungutan pajaknya tidak birokratis, dan

4. asas kepercayaan penuh, masyarakat diberikan kepercayaan penuh untuk melaksanakan kewanban perpajakannya, termasuk keaktifan pelaksanaan administrasi perpajakan

Dengan berlakunya undang-undang tersebut, sistem perpajakan Indonesia secara mutlak menganut sistem self assessment, dan kewenangan aparat pajak tidak lagi sebelumnya. Dengan pemberian kepercayaan penuh kepada WP peranan pembukuan dan akuntansi dalam perpajakan menjadi sangat besar.

9. Akun-Akun Akuntansi Perpajakan

Nama-nama akun pada laporan keuangan yang berkaitan dengan akuntansi pajak adalah sebagai berikut.
a Neraca

I) Sisi Aset, terdapat nama-nama akun sebagai berikut

Pajak Dibayar di Muka (Prepaid Tax)
Pajak dibayar di muka biasa disajikan sebagai Biaya Dibayar di Muka (Prepaid Expense) dalam aset lancar. Pajak dibayar di muka dapat terdiri dari:

• PPh 22. PPh 23, PPh 24, PPh 25, dan PPh 28A (bila ada)
• PPh atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan
• Pajak Masukan

2) Sisi Kewajiban, terdapat nama-nama akun sebagai berikut.

Utang Pajak (Tax Payable)
Utang Pajak dapat terdiri atas
• PPh 21, PPh 23, PPh 26, PPh 29,
• Pajak Keluaran

b. Laporan Laba Rugi

• Beban pajak penghasilan (income tax expense)
• PBB Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan, dan Bea Meterai dicatar sebagai beban operasional (operational expense).

10. Akuntansi perpajakan sangatlah penting

karena menekankan perlunya pemahaman perpajakan yang baik oleh WP (terutama WP badan) agar jangan sampai terjadi kesalahan dalam perhitungan pajaknya karena dapat saja sewaktu-waktu dilakukan pemeriksaan pajak oleh aparat pajak/fiskus.

Akuntansi perpajakan juga penting untuk WP dalam melakukan perencanaan pajak Menurut Ompusunggu (2011:3), perencanaan pajak adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh WP untuk menyurun aktivitas keuangan guna mendapatkan pengeluaran (beban) pajak yang minimal. Secara teoretis. perencanaan pajak dikenal sebagai perencanaan pajak yang efektif, yaitu seorang WP berusaha mendapat penghematan pajak melalui prosedur penghindaran pajak secara sistematis sesuai ketentuan UU perpajakan.