2 Oktober 2021

Persepsi Manajemen, Lingkungan Kerja, dan Pelaporan Keuangan

Proses pelaporan keuangan berhubungan langsung dengan orang orang yang terlibat di dalamnya. Pemilihan atas metode dan standar akuntansi yang akan digunakan sebagai basis pelaporan, dipengaruhi oleh persepsi pihak pembuat laporan keuangan. Persepsi pihk mana jemen sebagai pihak yang menyusun laporan keuangan sangat mem pengaruhi proses penyusunan dan pelaporan informasi keuangan itu sendiri. Persepsi pihak manajemen biasanya akan tercermin dalam keputusan-keputusan yang diambil, terkait dengan proses pelaporan keuangan, yang akan dilatar-belakangi oleh: (1) pemahaman pihak ma najemen mengenai standar dan metode akuntansi yang digunakan, dan (2) pengaruh lingkungan di mana manajemen berada.

Gambar : stevepb

Implementasi suatu standar mensyaratkan adanya dukungan dari lingkungan bisnis. Para penyusun standar perlu memperhatikan ling kungan bisnis yang ada sebagai salah satu syarat keberhasilan dalam mengimplementasikan suatu standar baru. Standar yang mereka susun harus lebih didasarkan pada kepentingan lingkungan bisnis untuk men catat suatu transaksi tertentu (dalam hal belum adanya standar yang mengatur metode atas pencatatan transaksi tersebut). Dengan basis ber pikir demikian, diharapkan adanya kepatuhan dari para profesional yang terlibat dalam pelaporan keuangan terhadap sebuah standar akuntansi.

Laporan keuangan merupakan produk pasar dan sebagai hasil dari sebuah proses pendekatan politik. Dengan kata lain bahwa dalam proses pelaporan keuangan dipengaruhi oleh keinginan untuk mempengaruhi pasar (harga pasar saham). Proses pelaporan keuangan juga dipengaruhi oleh proses politik yang terlibat dalam pembentukan regulasi (seperti penetapan standar akuntansi dan interpretasi, serta peraturan-peraturan yang terkait dengan pasar). Perusahaan-perusahaan yang akan terkena dampak atas suatu standar baru dapat mempengaruhi proses penetapan suatu standar, misalnya melalui lobi-lobi tertentu terhadap badan pembuat atau pengambil keputusan baik di bidang akuntansi maupun pemerintah. Hal tersebut biasanya dilakukan oleh para manajer peru sahaan dengan maksud untuk memaksimalkan keuntungan bagi mere ka sesuai kepentingan, maksud dan tujuan masing-masing. Penetapan standar akuntansi secara garis besar dilakukan untuk menjembatani an tara orang-orang dalam perusahaan yang langsung terlibat dalam proses pelaporan keuangan dengan orang-orang di luar perusahaan yang meru pakan pengguna atas laporan keuangan tersebut.

Manajemen sebagai pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pelaporan keuangan tentu saja biasanya akan mempengaruhi proses implementasi standar tersebut dalam lingkungan bisnis. Proses imple mentasi standar akuntansi akan berkaitan dengan perilaku pihak mana jemen dalam menyikapi standar akuntansi tersebut. Jika kita berbicara mengenai perilaku manajemen, maka kita juga akan membicarakan ba gaimana persepsi pihak manajemen terhadap standar tersebut. Persepsi pihak manajemen ini pada akhirnya akan turut mempengaruhi proses implementasi sebuah standar akuntansi dalam pelaporan keuangan yang dibuatnya.

Berdasarkan sebuah hasil penelitian, Watts & Zimmerman (1978). menyatakan bahwa pelaporan keuangan berhubungan langsung dengan manajemen. Menurutnya, hal-hal yang berhubungan dengan manaje men adalah hal-hal yang berkaitan dengan peraturan-peraturan maupun dengan publikasi resmi oleh badan-badan akuntansi, seperti standar akuntansi maupun interpretasi atas standar tersebut. Hal-hal yang dike mukakan oleh Watts dan Zimmerman tersebut di atas juga sama dengan apa yang diungkapkan oleh Fields (2001). Menurutnya, bahwa pemili han metode akuntansi adalah keputusan pihak terkait untuk mempenga ruhi hasil-hasil sistem akuntansi. Salah satu hasil sistem akuntansi ini adalah laporan keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dengan melihat pada pandangan-pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pelaporan keuangan, pemilihan metode, dan standar akuntansi yang digunakan sebagai basis pelapo ran keuangan sangatlah dipengaruhi oleh keputusan pihak manajemen. Lebih lanjut, Fields mengatakan bahwa prinsip akuntansi yang berlaku umum seringkali mensyaratkan adanya penggunaan judgments dalam pembuatan laporan keuangan. Penggunaan judgments boleh saja terjadi jika pengambil keputusan (manajer) benar-benar bebas dari kepenting an pribadi dan obyektif. Permasalahan utama yang mungkin akan tim bul dari penggunaan judgments dalam pengambilan keputusan adalah masalah konsistensi dan keterbandingan laporan keuangan.

Berbagai alternatif yang ada dalam proses pemilihan metode akuntansi dapat menimbulkan subjektivitas informasi, dimana metode akuntansi yang dipilih atau yang diterapkan tersebut tentu saja akan memiliki kecenderungan untuk mewakili kepentingan manajemen itu sendiri. Hal ini dikarenakan pembuat laporan keuangan (manajemen) biasanya selalu memiliki tujuan, maksud dan insentif tertentu dalam menyampaikan informasi yang dibuatnya. Motivasi yang mendasari para manajer dalam memilih salah satu metode akuntansi yang tersedia merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi persepsi me reka dalam proses pelaporan keuangan.

Organisasi-organisasi pengambil keputusan dalam dunia akuntansi mempunyai opini bahwa prinsip akuntansi yang berlaku umum terlalu banyak menyediakan pilihan bagi manajemen. Dengan adanya terlalu banyak pilihan yang diperbolehkan untuk diterapkan dalam pelaporan keuangan, maka akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan im plementasi suatu standar akuntansi. Dalam penerapan suatu standar akuntansi sangat diperlukan dukungan dari para profesional yang di harapkan memiliki pengertian serta pemahaman yang baik/memadai mengenai standar-standar akuntansi tersebut. Pada akhirnya, semua hal yang berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi sebagai basis pe laporan keuangan akan dipengaruhi oleh persepsi manajemen itu sen diri. Dalam proses pembuatan suatu keputusan, termasuk kulitas dari keputusan yang akan diambil nantinya oleh masing-masing individu dalam sebuah organisasi, akan sangat dipengaruhi oleh persepsi dari si pembuat keputusan. Yang dimaksud keputusan disini adalah keputusan akhir dalam memilih salah satu metode akuntansi di antara metode metode akuntansi lainnya yang memang diperkenankan oleh GAAP. Jadi, jelaslah bahwa dalam pemilihan sebuah metode akuntansi akan dipengaruhi oleh persepsi para pengambil keputusan dalam organisasi mengenai pelaporan keuangan dan lingkungan kerja yang mempenga ruhi pengambilan keputusan tersebut.

Dari sudut pandang skala perusahaan, Watts dan Zimmerman (1990) mengatakan bahwa ukuran (skala) perusahaan merupakan va riable penting yang akan menjelaskan pemilihan metode akuntansi. Ukuran perusahaan dapat digolongkan sebagai salah satu unsur dari lingkungan kerja yang akan turut mempengaruhi persepsi manajemen nantinya. Penelitian yang dilakukan oleh Watts dan Zimmerman terse but adalah dengan mencari hubungan antara ukuran perusahaan dengan penolakan atau penerimaan perusahaan atas diberlakukannya sebuah standar/metode akuntansi tertentu. Biasanya perusahaan yang tergolong besar dan memiliki tingkat bonafiditas yang tinggi akan turut berperan (melakukan intervensi) di dalam mempengaruhi serta menentukan pro ses publikasi atas sebuah standar akuntansi yang baru. Perusahaan ini tentu saja tidak begitu saja dapat dengan mudah secara "gratis" mem pengaruhi keputusan para pembuat standar tetapi perlu mengeluarkan atau mengorbankan "biaya politik" sebagai sarana untuk melobi para pembuat standar demi mengakomodir kepentingan perusahaannya. Le bih lanjut juga dikatakan bahwa pemilihan sebuah metode akuntansi dapat dipakai sebagai alat untuk mempengaruhi nilai perusahaan. Pe rusahaan besar cenderung mengadopsi sebuah metode akuntansi yang akan membuat pendapatan atau laba usaha perusahaan seolah-olah tam pak menurun (kecil), demi mengurangi pajak usaha.

banner
Previous Post
Next Post

0 Post a Comment: